Minggu, 19 Maret 2017

Sindiran Yusuf Kalla: Kasus Banjir Jakarta dan Keadilan Sosial



Ada berita tercecer dan cukup menarik dari Pidato Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla pada penutup Tanwir Muahammadiyah di Ambon, Minggu (26/2/2017), Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla sempat mengakui bahwa hingga sekarang pengamalan keadilan sosial pada sila kelima Pancasila untuk rakyat Indonesia bukanlah hal mudah. 
Bahkan Yusuf Kalla jujur menilai pengamalan Keadilan sosial belum cukup dijalankan sebagaimana mustinya. Hal ini diungkapkan Yusuf Kalla , ketika menanggapi rumusan atau tuntutan lima point hasil Tanwir Muhammadiyah di Ambon. Salah satu point pentingnya Muhammadiyah menyerukan pentingnya kedaulatan dan keadilan Sosial.

 "Saya sependapat dengan Buya Hamka bahwa Pancasila adalah hal yang bukan kita tidak laksanakan, hanya sila kelima yang paling sulit dan paling ketat kita laksanakan karena itulah adalah sangat tepat Muhammadiyah pada tanwir ini membicarakan hal itu untuk hari ini dan ke depan, tanpa itu bangsa ini akan tercecer," ungkap Kalla. (Kompas.com, 26/2/2017)

Apakah keadilan sosial itu ?

Saya disini tidak akan membicarakan definisi keadilan itu sendiri.
Ilustrasi yang dikemukakan oleh Yusuf Kala saat itu menurut saya cukup mengena. Lantas Yusuf Kala menuturkan betapa sukarnya menerapkan keadilan sosial sila ke lima Pancasila dilapangan . Ia mencontohkan kasus nyata yang ia alami yaitu kasus Banjir yang melanda sebagian besar wilayah Jakarta dan menjadi masalah serius seluruh warga Jakarta hingga saat ini.

"Saya memberikan contoh yang sederhana, pada tahun 2013, pada Februari banjir besar di Jakarta. Tapi di Jakarta ada beberapa pintu air untuk melindungi beberapa daerah yang penting, salah satu pintu air di Manggarai. Kenapa ada pintu air di Manggarai, agar Menteng jangan banjir," ujar nya.

lalu lanjut Yusuf Kalla, “ diikawasan Menteng itu ada Kantor Muhammadiyah dan juga rumah saya . “ Tambahnya..

Saat banjir tiba, pintu air Manggarai langsung ditutup dan dijaga polisi, dengan begitu kawasan Menteng aman dari banjir. Masih menurut Yusuf Kalla Namun terjadi sebaliknya. Warga Manggarai sekitar komplain. Akibat saat hujan deras melanda Jakarta dan pintu air Manggarai tidak dibuka , rakyat yang tinggal di situ kebanjiran, mereka marah marah “ Ujarnya

Melihat kondisi itu , “ akhirnya Gubernur Basuki dengan terpaksa membuka pintu air dan banjirlah Menteng sampai ke Istana, dan orang Manggarai tepuk tangan bahwa dia telah sama dengan siapa pun. Keadilan tercapai," ungkapnya.

 Apakah keadilan seperti itu yang kita inginkan ? Keadilan yang bisa sama rata dan sama rasa kita harapkan ?

Tentu saja bukan. Sebenarnya keadilan yang kita harapkan menurut Yusuf Kalla adalah wilayah Menteng tidak banjir, tapi wilayah Manggarai dan semuanya wilayah Jakarta juga tidak banjir. 

 Ada ada saja Wakil Presiden Yusuf Kalla ini , menyindir kasus Banjir Jakarta dengan ribetnya menerapkan Keadilan Sosial ditengah masyarakat Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wajar jika Telegram di Blokir

  Wajar , Kalau Telegram diblokir Kompas.com memberitakan bahwa Kementerian Komunikasi dan informasi sejak tanggal 14 juli   l...